, ,

Sebuah Aksi Anarkis di Bawah Pengaruh Miras: Pemuda Mabuk Rusak Rumah Ibadah dan Kantor Camat

by -164 Views
cek disini

Malam Kelam Mahasiswa Mabuk: Kisah Perusakan Rumah Ibadah dan Kantor Camat yang Gegerkan Tompaso

News Amurang– Sebuah wilayah yang biasanya tenang di Kabupaten Minahasa, diguncang oleh sebuah insiden anarkis pada Jumat malam, 10 Oktober 2025. Seorang pemuda berusia 20 tahun, berinisial IM, yang notabene adalah seorang mahasiswa, berubah menjadi pelaku perusakan dalam keadaan mabuk. Aksinya yang merusak fasilitas rumah ibadah dan Kantor Camat Tompaso mencoreng ketentraman dan memantik pertanyaan besar tentang dampak konsumsi minuman keras di kalangan generasi muda.

Dari Pesta Miras Menuju Aksi Anarki

Kisah kelam ini berawal dari sebuah pesta minuman keras. Menurut keterangan Katim II Resmob Polres Minahasa, Aipda Suryadi, IM sebelumnya telah mengonsumsi miras bersama rekannya di Desa Tempang III. Suasana hura-hura itu ternyata belum cukup. Mereka melanjutkan pesta miras kedua di rumah teman yang lain. Dalam kondisi mabuk, nalar sehat dan moral IM pun tumpul.

Sekitar pukul 01.30 WITA, dalam keadaan yang tidak sadarkan diri sepenuhnya, IM nekad mengendarai sepeda motor menuju Desa Kamanga. Bukan hanya berkendara dalam keadaan mabuk—yang sudah merupakan pelanggaran hukum—ia juga diketahui berteriak-teriak sepanjang perjalanan, mengganggu ketenangan warga yang sedang beristirahat.

Menag Kecam Perusakan Tempat Ibadah Ahmadiyah di Kalimantan Barat

Baca Juga: Dunia Maya Berubah Jadi Ladang Pemerasan, Pasutri di Kotamobagu Jerat Korban lewat Video Call WhatsApp

Namun, teriakan ternyata hanya permulaan. Nafsu anarkisnya semakin menjadi. Pelaku kemudian melanjutkan perjalanan ke Desa Liba. Di sinilah titik awal kehancuran dimulai. Dengan dalih yang tidak jelas, IM melakukan aksi perusakan pertama. Objek sasaran adalah sebuah rumah ibadah, tempat yang seharusnya dihormati dan dijaga kesuciannya. Kursi-kursi yang digunakan jemaah untuk beribadah menjadi sasaran amukannya.

Eskalasi Kerusakan: Menyerang Kantor Camat

Seolah tak puas, aksi IM tidak berhenti di rumah ibadah. Emosi dan keberanian palsu yang didapatnya dari botol minuman keras mendorongnya untuk melakukan eskalasi. Ia bergerak menuju Kantor Camat Tompaso, simbol pemerintahan dan pelayanan publik di wilayahnya.

Di depan kantor itu, IM kehilangan kendali sepenuhnya. Dengan menggunakan batu dan kursi yang mungkin dibawanya atau ditemukan di sekitar lokasi, ia melampiaskan amukannya. Kaca-kaca kantor dan baliho yang terpasang menjadi korban. Bunyi pecahan kaca dan benturan pasti memecah kesunyian malam, melukai lambang otoritas dan ketertiban. Usai melakukan aksi vandalisme ini, pelaku kemudian melarikan diri, membawa serta rasa sesal yang mungkin akan datang kemudian, menuju rumahnya.

Jerat Hukum Menutup Aksi Bodoh

Insiden ini tentu tidak bisa dibiarkan. Laporan dari masyarakat yang dibuat resah oleh kejadian tersebut segera ditindaklanjuti oleh Tim Reserse Mobil (Resmob) Polres Minahasa. Dibawah pimpinan Aipda Suryadi, dan berkoordinasi dengan Kanit Reskrim Polsek Tompaso, sebuah penyelidikan intensif segera dimulai.

Tim mengumpulkan bukti dan keterangan. Rekaman Closed-Circuit Television (CCTV) di sekitar lokasi kejadian menjadi alat bukti kunci yang melacak pergerakan pelaku. Keterangan saksi-saksi juga dikumpulkan untuk melengkapi puzzle peristiwa itu. Hasilnya tidak membutuhkan waktu lama. Jejak digital dan kesaksian mata mengarahkan polisi pada satu identitas: IM, pemuda 20 tahun asal Desa Tember.

Dengan informasi yang akurat, Tim Resmob bergerak cepat. Mereka mendatangi dan mengamankan IM di kediamannya. Berhadapan dengan bukti, pelaku tidak bisa mengelak. Dalam pemeriksaan awal, IM mengakui seluruh perbuatannya. Ia kini telah diamankan dan diserahkan ke Unit Reskrim Polsek Tompaso untuk menjalani proses hukum lebih lanjut.

Refleksi di Balik Insiden: Alkohol dan Hilangnya Kendali Diri

Kasus IM ini bukan sekadar berita kriminal biasa. Ia adalah sebuah potret buram dan peringatan keras, terutama bagi generasi muda. Seorang mahasiswa yang seharusnya menjadi agen perubahan dan contoh positif, justru terjerumus dalam lubang yang sama: minuman keras yang berujung pada pelanggaran hukum.

  1. Dampak Destruktif Minuman Keras: Insiden ini secara gamblang menunjukkan bagaimana alkohol dapat menghilangkan kesadaran, merusak penilaian moral, dan memicu perilaku agresif serta merusak. Apa yang dilakukan IM dalam keadaan sadar mungkin tidak akan pernah terlintas dalam pikirannya.

  2. Penghormatan terhadap Nilai Sosial: Merusak rumah ibadah adalah tindakan yang sangat sensitif, tidak hanya melukai fisik bangunan, tetapi juga perasaan umat beragama. Sementara, merusak kantor pemerintah adalah bentuk pengabaian terhadap simbol negara. Dua aksi ini menunjukkan hilangnya rasa hormat pelaku terhadap nilai-nilai sosial dan kenegaraan.

  3. Tanggung Jawab Individu dan Lingkungan: Meskipun dilakukan dalam keadaan mabuk, IM sebagai individu tetap harus bertanggung jawab penuh atas perbuatannya. Hukum akan memprosesnya sebagai pembelajaran yang pahit. Di sisi lain, lingkungan pergaulan yang mendorong pesta miras juga perlu menjadi perhatian. Di mana seorang anak muda mudah mengakses minuman keras? Siapa rekan-rekan yang menemaninya mabuk?

tokopedia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.